Sunday, July 30, 2006

Kesabaran Nabi Muhammad Saw

"Cih!” tiba-tiba kepala Nabi Muhammad Saw. diludahi orang kafir.
Nabi Muhammad Saw. kaget bukan main. Beliau mengusap kepala.
Hari berikutnya Nabi diludahi lagi.
“Alhamdulillah,” ucap beliau sambil mengusap kepala.
Hari berikutnya diludahi lagi. Beliau tetap sabar.

Akan tetapi pada hari berikutnya, tidak ada yang meludahi.
Nabi menemui seseorang dan menanyakan orang yang biasa meludahinya. O, dia sedang sakit,” jawab orang itu.
“Innalillahi, sakit?” Kalau begitu nanti aku akan kesana,” kata Nabi.
Setelah shalat, Nabi menengok orang yang telah meludahinya.
Orang itu sangat terkejut. Jangan-jangan Nabi akan menyakitinya.
“Mudah-mudahan cepat sembuh,” kata Nabi sangat tidak diduga-duga.
Orang itu minta maaf, lalu mengucapkan kalimat syahadat karena kesabaran Nabi Muhammad Saw.

Ashabul Ukdud

Dahulu hidup seorang raja. Ia mempunyai tukang sihir yang sudah tua. “Wahai Raja, kirimkanlah seorang pemuda pandai untuk kuajarkan sihir,” kata tukang sihir tua. Maka, raja memilih pemuda yang paling pandai untuk belajar sihir.

Tetapi, pemuda itu tertarik pada seorang ulama yang tinggal di dekat rumahnya.
“Aku ingin belajar ilmu Allah darimu,” kata pemuda kepada Ulama.
“Baiklah”, kata ulama.
“Tetapi tukang sihir tidak boleh tahu. Sebab ia pasti akan menghukummu.”

Suatu hari, seekor raksasa menghalangi jalan. Si pemuda mengambil batu dan berdoa, “Ya Allah, jka ajaran ulama lebih Kau cintai dari ajaran sihir, bunuhlah binatang itu dengan lemparan batu ini.”
Si pemuda melemparkan batu dan binatang raksasa itupun mati.

Dengan ilmu Allah yang diajarkan ulama, sang pemuda pandai menyembuhkan berbagai penyakit. Suatu hari datanglah seorang teman raja yang matanya buta.
“Engkau dapat sembuh kalau beriman kepada Allah,” kata si pemuda.
“Baiklah, aku beriman kepada Allah Yang Mahaperkasa,” kata teman raja.
Dengan izin Allah, sang pemuda berhasil menyembuhkan matanya.
Ketika raja tahu, Ia pun marah.
Raja memanggil ulama, pemuda dan temannya itu.
“Kalau kalian masih terus menyembah Allah kalian akan kubunuh!” bentak raja.
Karena tetap beriman, Raja membunuh ulama dan temannya. Raja memerintahkan agar si pemuda dijatuhkan dari puncak bukit yang tinggi.
“Ya Allah, lindungilah hamba dengan cara apa saja yang engkau kehendaki,” doa si pemuda.
Bukit pun berguncang, para prajurit raja tergelincir dan mati. Sedangkan sang pemuda selamat.

Raja memerintahkan agar sang pemuda dibawa ke tengah laut dan ditenggelamkan.
“Ya Allah, lindungilah hamba dengan cara apa saja yang Engkau kehendaki,” doa si pemuda. Perahu pun terbalik, para prajurit tenggelam, sedangkan sang pemuda tetap selamat.

“Kalau engkau ingin membunuhku, panahlah aku dengan menyebut nama Allah,” ujar si pemuda pada raja.
“Lakukanlah,” kata Raja pada prajurit. “Kumpulkan rakyat banyak untuk menyaksikan!”
Si pemuda pun diikat pada sebatang pohon kurma.
Dengan menyebut nama Allah, panah dilepaskan dan si pemuda pun wafat.

“Ternyata Allah lah yang menghidupkan dan mematikan, bukan raja!” kata rakyat.
Melihat rakyatnya banyak yang beriman kepada Allah, raja semakin murka.

“Galilah parit-parit panjang (ukhdud)! Nyalakan api! Lempar orang beriman ke dalam sana,” kata Raja.
Seorang ibu mendengar bayinya bicara. “Jangan takut ibu. Sesungguhnya kita berada dalam kebenaran.”
Maka sang ibu pun melompat ke dalam parit bersama bayinya. Orang-orang beriman itu disebut Ashabul Ukhdud.

rambling...bla bla bla

She feels grateful for the wind that suddenly flows through her body.
It surprises her. But in a good way.
She feels like a long lost best friend is trying to calm her down from the world, from all the bleakness of it.
She closes her eyes and finally breathes. Finally! She can breathe.
Serenity oh serenity! She’s trying to enjoy every moment of it, as much as she can, before she has to set foot to live her life again.
As much as she can, embracing the flowing wind which gives her calmness just by being there, without ever having to say anything, like best friend do.

Why can’t people be more like the flowing wind, she thought.

Tuesday, July 25, 2006

dream

Dirinya kaget
Tiba-tiba saja, punggungnya terasa sangat berat
Ketika dia menengok ke belakang dia melihat sayap berwarna putih begitu dekatnya
Seakan-akan dia yang memiliki sayap itu

Lalu dirinya tersentak
Tiba-tiba saja, tubuhnya terangkat dari tanah
Dari segala hal yang ada, terbang adalah hal yang paling diinginkannya
Dan sekarang dia terbang
Dia mempunyai dua sayap indah berwarna putih

Dia terbang melayang
Kagetkah dia?
Tidak
Dia hanya tersenyum

Lalu dia terbangun dari mimpinya
Kagetkah dia?
Tidak
Dia hanya menangis

Shall I?

Shall I pretend not to feel this hidden quiver?
That attack, not my body, but my mind
Like the whispers of an enemy, that’s reluctant to leave and loose but too coward to stand in front.

Shall I pretend not to feel this shivering mind?
A foolish mind that has not enough wits to just scream, scream, and scream.
A hopeful mind that has not enough magic to just sit down and have a small talk with many blessed, blissful, and blistering souls.
A mind that only think of it selves and nothing more, an egocentric, but authentic, and somewhat autistic mind.

aku suka anak kecil

Tertawa

Aku suka anak kecil
sangat

Mengagumkan, betapa mereka dapat dengan mudahnya tertawa
dengan tulus
Tanpa syarat
Tanpa kerumitan
Hanya tertawa

Takjub, aku tertawa dalam takjub
Aku diselimuti oleh tawa
seakan-akan mereka menularkannya dengan mudah
Mmm..Mungkin karena aku memang mudah terjangkit virus
Kali ini hal itu ternyata menguntungkan
Aku terjangkit virus tawa
Akut

Iri, Aku ingin punya tenaga sekuat mereka untuk terus tertawa
dan
Aku tidak ingin ada alasan untuk tertawa

Aku ingin bermain dengan mereka
Tulus
Tanpa syarat
Tanpa kerumitan
Hanya tertawa

Aku suka anak kecil
Sangat


Mereka Begitu Berani

Saat hujan orang-orang akan lari berteduh
Bersembunyi dari hujan dan mencari kehangatan yang wajar
Mengernyit pada air yang terasa di baju dan tubuh
Di tengah-tengah nuansa itu, semua akan melarikan diri dari basah
Mencari kenyamanan yang terasa normal dari atap yang menadahi hujan
Laki-laki dewasa akan berkumpul dengan para lelaki dewasa lainnya untuk berteduh di balik atap warung sambil bercengkrama
Remaja-remaja sekolah menengah yang berlarian mencari tempat berteduh padahal sudah terlanjur kuyup
Para wanita yang menunggu hujan reda dengan pandangan kosong dan bosan di balik atap teras pertokokan
Orang-orang yang berlarian mengejar angkot dengan panik dan ketergesaan yang mengganggu

Di tengah-tengah gambar itu, mahluk berani bernama anak kecil akan berlarian bebas di tengah hujan, tertawa dan bahagia seakan-akan tubuh tak memijak tanah
Menari-nari dan menciptakan irama berkecipak
Menari-nari tak perduli seakan-akan dirinya adalah satu-satunya yang ada
Air pun terlihat sangat menggoda
Matahari tersembunyi tetapi pemandangan itu sangat menyilaukan

Berbincang dan tertawa sendiri.
Menikmati hidup. Menikmati Tuhan dengan definisinya sendiri.
Apa artinya? Nakal? Belum mengerti resiko? Tak takut kena sakit? Masih kecil? Atau...mmm..berani?

Wednesday, July 19, 2006

Q.S. 22: 18

Tidakkah engkau tahu bahwa siapa yang ada di langit dan siapa yang ada di bumi bersujud kepada Allah, juga matahari, bulan, bintang, gunung-gunung, pohon-pohon, hewan-hewan yang melata dan banyak di antara manusia?

bore

Do words can actually prove anything?

Tuesday, July 18, 2006

...rambling on

Lihat, lihatlah
Tangan yang begitu kecil

Lihat, lihatlah
Ada ketidakberdayaan di situ

Tidak berdaya untuk menghapuskan ketidakberdayaan
Sementara banyak hal remeh yang dipaksa menjadi penting
Sedangkan hal yang benar-benar penting bergaung di sekitar kuping
Memaksa dan memamerkan ketidakmampuan diri untuk menggandeng banyak tangan lain membentuk suatu tangan besar penuh kasih yang menghancurkan kemunduran. Menghancurkan keruh dan sedih.

Iya Allah, leli berusaha untuk mengerti
Iya Allah, leli berusaha untuk memahami
Ya ya ya

Semua mengandung hikmah yang tidak selalu indah tapi menjadikan semuanya baik.
Semua mengandung makna yang harus dicari dengan tekun.
Semua bertahap
Semua perlahan
Semua mengalun dalam proses
Semua adalah pelajaran
Semua adalah pendidikan
Semua adalah kasih yang terselubung

Leli tahu
Tahu
Tahu
Tahu
Tapi tak paham
Karena yang terasa saat ini adalah ketidakberdayaan

Apakah hanya usaha dan niat sajakah yang penting bagiMu?
Bagaimana dengan hasil?
Pentingkah?
Tidak pentingkah?
Kenapa hasil terasa begitu mendesak bagi tangan kecil ini?

duduk dan menunggu

Aku manusia yang berbeda denganmu
Karena aku adalah manusia yang menyulam sayap
Perlahan-lahan
Tahap demi tahap

Aku manusia yang sedang menunggu
Aku menunggu dengan tidak sabar untuk terbang
Meninggalkan tanah, meraih udara,
Kemudian berdetak, bernafas dan mulai hidup

Aku manusia yang hidup dalam harapan
Harapan yang berjalan semakin mendekat
Untuk mempersembahkan suatu sinar yang berawal dari keringat
Sinar itu akan membentangkan sayapnya mengalahkan elang

Mengalahkan bumi

Terbang

Berusaha sekuat tenaga bersabar dengan waktu.
Hanya menjadi mahluk bumi yang mencium hawa langit terus menerus
Untuk sementara,
tentu saja

Berusaha sekuat tenaga menyulam cita
Hanya menjadi manusia yang
ada dalam energi dan materi, dan
tidak ada sebagai setitik debu.

Bergeliat dalam rahim dunia
Sesak tapi tetap hidup
Diam walau berdetak
Bersabar atas nama keyakinan bahwa
Diri akan keluar dengan sayap

Bercinta melalui udara

Di suatu kedai, terlihat dua orang saling berpandangan
Berbincang dalam diam
Bercinta melalui udara
Menyentuh lewat mata
Tertawa dan nyaman dalam aura

Diam dan bercakap-cakap dalam bahasa yang ekslusif untuk mereka
Sekali-kali tercipta kata-kata yang timbul dari kenyamanan yang luar biasa
Bahasa tubuh memang lebih indah dari bahasa indonesia

Terlihat tubuh yang tak saling menyentuh
karena memang tak perlu lagi
Karena seketika udara dan setiap atom yang ada menjadi tubuh dan mereka pun menjadi satu

Di suatu kedai, terlihat dua orang saling berpandangan
Berbincang dalam diam
Bercinta melalui udara
Menyentuh lewat mata
Tertawa dan nyaman dalam aura

hidayah

Sungguh apa yang ada di aku ingin ku bagi denganmu wahai teman
Tapi dengan cara bagaimanakah harus kusampaikan?
Kata-kataku tak akan bisa menggambarkannya
Karena aku memang tidak mendapatkannya dengan bahasamu atau bahasaku atau bahasa siapapun dan apapun di seluruh dunia

Tidak diberi dengan cara yang biasa,
tapi sungguh tidak juga dengan cara yang luar biasa
Masuk kedalam setiap sel tubuh dan mempengaruhi keseluruhan diri dengan metode yang Maha Sederhana dan tak akan dapat dijelaskan
Setidaknya olehku
Karena kata-kata tak akan pernah cukup
Kata-kata tidak hilang daripadaku
tetapi hanya mengecewakanku dengan keterbatasannya

Dan seketika tak ada yang sia-sia
Dan bahagia tidak lagi menjadi tujuan
Karena Dialah sang Maha Tujuan
Yang memiliki segala yang di diri dan segala yang ada di luar diri

Lambaian daun pun menjadi indah karena atas kehendakNya
Jiwaku dapat merasakanNya dalam permainan cahaya bumi
Keheningan adalah nada dalam suara alam dan keramaian membentuk irama
Bahkan irama jantung adalah berkah yang disadari detaknya dalam detik
Apakah sebabnya?
Maafkanlah aku kawan, sungguh inderaku tak mampu
Dapatkah kau menyentuh hatiku untuk merasakannya juga?